Tanda Tangan Elektronik

0 Comments


 Tanda Tangan Elektronik (TTE): Menuju Era Digital yang Aman dan Efisien

Di era digital ini, kebutuhan untuk melakukan aktivitas secara online semakin meningkat. Hal ini mendorong penggunaan dokumen elektronik yang lebih praktis dan efisien dibandingkan dengan dokumen fisik. Namun, munculnya dokumen elektronik juga menghadirkan tantangan baru, yaitu keamanan dan keabsahan dokumen.

Di sinilah peran Tanda Tangan Elektronik (TTE) menjadi penting. TTE adalah analogi dari tanda tangan basah pada dokumen fisik, namun dalam bentuk elektronik. TTE berfungsi untuk menjamin keaslian, integritas, dan non-repudiation dari dokumen elektronik.

Apa itu Tanda Tangan Elektronik?

Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), TTE adalah tanda tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan autentikasi.

Bagaimana Cara Kerja TTE?

TTE bekerja dengan menggunakan kriptografi asimetris. Kriptografi asimetris melibatkan dua kunci, yaitu kunci privat dan kunci publik. Kunci privat dirahasiakan oleh pemilik TTE, sedangkan kunci publik didistribusikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Ketika menandatangani dokumen elektronik, pemilik TTE menggunakan kunci privatnya untuk membuat hash dari dokumen tersebut. Hash adalah nilai unik yang mewakili isi dokumen. Hash yang ditandatangani dengan kunci privat kemudian digabungkan dengan kunci publik untuk menghasilkan tanda tangan elektronik.

Pihak penerima dokumen elektronik kemudian dapat menggunakan kunci publik pemilik TTE untuk memverifikasi keaslian dan integritas dokumen. Jika verifikasi berhasil, maka dokumen tersebut dipastikan telah ditandatangani oleh pemilik TTE yang sah dan belum pernah diubah.